PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI ES KRIM FUNGSIONAL SEBAGAI SUMBER GIZI ALTERNATIF
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI ES KRIM FUNGSIONAL SEBAGAI SUMBER GIZI ALTERNATIF
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pisang
merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara, Brazil,
dan India. Pisang menjadi buah yang penting di masyarakat Indonesia,
karena pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan
buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial.
Indonesia
merupakan penghasil pisang terbesar keenam di dunia. Bahkan di Asia,
Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar, karena hampir 50 %
produksi pisang di Asia, dihasilkan oleh Indonesia, dan setiap tahun
produksinya terus meningkat.
Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan memiliki tingkat antioksidan yang cukup tinggi.
Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan memiliki tingkat antioksidan yang cukup tinggi.
Di
kabupaten Malang, Jawa Timur sendiri, didapatkan data bahwa peoduksi
pisang, dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 298.193 pohon, produksi
pertahun sebesar 184.074 ton. Ini merupakan hasil produksi holtikultura
tertinggi dibandingkan dengan jenis holtikultura lainnya.
Bukan
hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, namun
bagian lain dari pohon pisang. Kulit pisang misalnya. Kulit pisang
merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan dimana-mana,
sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu
bahan/produk makanan oleh industri. Kali ini penulis mencoba
mengungkapkan tentang manfaat tentang kulit pisang yang ternyata
memiliki kandungan gizi yang tidak kalah banyaknya dari buah pisang. Tim
Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan membuktikan kulit
pisang yang diambil ekstraknya bermanfaat mengurangi gejala depresi. Hal
ini disebabkan adanya kandungan serotonin pada kulit buah pisang.
Tidak itu saja, hasil penelitian menyebutkan ekstrak kulit buah pisang
bermanfaat untuk menjaga kesehatan retina mata. Buah ini mengandung
vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan berbagai mineral yang penting
untuk tubuh. Bahkan buah pisang cocok untuk segala usia dari bayi sampai
orang tua. Itu karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis.
Siapa sangka, kulit buah pisang ternyata dapat dimanfaatkan. Kandungan
gizi kulit pisang masih cukup tinggi. Berdasarkan sejumlah penelitian
terungkap bahwa kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, karbohidrat dan serat yang baik untuk tubuh.
Es
krim adalah salah satu camilan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia untuk berbagai usia dan kelas ekonomi. Tingkat konsumsi
camilan berbahan baku es dalam lima tahun terakhir di Indonesia, tingkat
pertumbuhan pasarnya sedikitnya 20% setiap tahun. Tahun 2011,
umpamanya, total pasar es krim sudah mendekati angka 100 juta liter
dengan nilai absolut di atas US$221 juta.
Maka
dari itu penulis sangat mengharapkan dengan adanya hasil karya ini,
dapat memberikan motivasi lebih untuk masyarakat agar memanfaatkan kulit
pisang, dan tidak membuang sembarangan sehingga mengakibatkan suatu hal
yang mubazir dan dapat mencelakakan orang lain, juga supaya dapat
menjadi jalan keluar untuk peristiwa kekurangan gizi yang masih melanda
sebagian besar penduduk Indonesia, dikarenan harga kebutuhan pokok, dan
makanan bergizi yang harganya seakan semakin melambung tinggi.
1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam karya ilmiah ini meliputi:
- Bagaimanakah kandungan gizi kulit pisang?
- Bagaimanakah pengolahan es krim kulit pisang?
- Bagaimana potensi kulit pisang sebagai sumber gizi manusia?
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
- Mengembangkan kulit pisang supaya tidak hanya menjadi limbah, dimana jika dibuang sembarangan akan membahayakan.
- Mengetahui teknik pengolahanes krim kulit pisang.
- Mengembangkan suatu sumber gizi baru yang murah, halal,bergizi, bermanfaat, dan ramah lingkungan, serta nikmat dilidah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pisang
Pisang
adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut
dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.1 Pisang
merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman
pisang mempunyai nama latin musa para disiaca nama ini telah
diproklamirkan sejak sebelum masehi. Nama musa diambil dari nama seorang
dokter Kaisar Romawi Octavianus Augustus (63 SM-14 M) yang bernama
Antonius Musa. Pada zaman Octavianus Augustus, Antonius Musa selalu
menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar tetap
kuat, sehat, dan segar. Tanaman pisang berasal dari daerah tropis yang
beriklim basah. “Tanaman pisang dapat tumbuh baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi 1.000-3.000 mm pertahun. Tanaman pisang lebih
senang tumbuh di daerah yang subur dengan pH tanah 4,5-7,5 (Sumarjono,
1997). Sedangkan menurut Nuryani (1996: 7) “Tanaman pisang dapat tumbuh
baik di tanah yang kaya humus, tetapi dapat juga hidup di tanah kapur
dengan iklim lembab banyak sinar matahari.” Akar pisang tidak tahan
kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar matahari
pertumbuhan pisang menjadi lambat. Klasifikasi botani tanaman pisang
adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Menurut
Munadjim (1988), Sejak mulai ditanam sampai berbuah dan dipetik,
tanaman pisang memerlukan waktu kira-kira satu tahun. Rata-rata setiap
pohon dapat menghasilkan 5-10 kg buah.” Setelah pohon induk berbuah dan
dipetik, anak pohon pisang mulai berbunga. Setelah 3-4 bulan baru
pemetikan besar kecilnya buah pisang tergantung dari banyak faktor,
diantaranya jenis pisang, kesuburan tanah, kecepatan tumbuh, iklim saat
berbunga dan lain-lain. banyaknya buah tiap-tiap sisir tergantung
daripada letak sisirnya.
Secara
umum, kandungan gizi ang terdapat dalam setiap buah pisang matang
adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2
gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg,
fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C
3 mg dan air 72 gram. Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas
mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak dan lain-lain,
sehingga apabila orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah
tercukupi secara minimal gizinya.
2.2 Kulit Pisang
Kulit
pisang merupakan salah satu satu bagian dari tanaman pisang yang selama
ini keberadaannya terabaikan. Menurut Munadjin (1998) Kulit pisang
merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya
yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit pisang
adalah produk dari limbah industri pangan yang dimanfaatkan untuk bahan
pakan ternak. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti
karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B,
vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai
sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia
Tabel 2.1 Komposisi Zar Gizi Kulit Pisang
Unsur |
Jumlah
|
Air (%) |
68,90
|
Karbohidrat (%) |
18,50
|
Lemak (%) |
2,11
|
Protein (%) |
0,32
|
Kalsium (mg/100 gr) |
715
|
Fosfor (mg/100 gr) |
117
|
Besi (mg/100 gr) |
166
|
Vitamin B (mg/100 gr) |
0,12
|
Vitamin C (mg/100 gr) |
17,5
|
Sumber : Munadjin (1988:63)
Berdasarkan
tabel 2.1 di atas maka komposisi kimia terbanyak kulit pisang, di
samping air adalah karbohidrat, yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan alkohol yang
berguna sebagai bahan bakar, bahan industri kimia bahan kecantikan dan
kedokteran. Manfaat lain kulit pisang yaitu sebagai bahan baku minuman
beralkohol (anggur) dan makanan ternak, seperti kambing, sapi, kelinci
dan lain-lain. Hal ini disebabkan nilai gizi kulit pisang cukup baik.
Kulit
pisang mengandung serat yang cukup tinggi, vitamin C, B, kalsium,
protein, dan karbohidrat. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran
Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang
ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan
retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang juga ternyata banyak
mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain
itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari
kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.6
2.3 Es Krim
Menurut
Standar Nasional Indonesia (1995), es krim adalah sejenis makanan semi
padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran
susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan
makanan lain yang diizinkan. Di pasaran, es krim digolongkan atas
kategori economy, good
average, dan deluxe.
average, dan deluxe.
Es krim dapat didefinisikan sebagai bagian buih yang membeku dengan
kandungan udara 40-50% dari volume. Fase kontinyu buih mengandung
padatan terlarut dan koloid seperti gula, protein, stabilizer dan
kandungan lemak dalam bentuk emulsi (Frieberg, 1997). Es krim yang
sebagian atau seluruh lemaknya diganti dengan lemak nabati disebut es
krim imitasi atau es krim melorin (Campbell, 1975).
Dewanti
(1997), menyatakan bahwa bahan-bahan pembuat es krim merupakan bahan
makanan yang bernilai protein tinggi (susu dan telur) maka es krim juga
mempunyai nilai protein tinggi, selain vitamin mineral. Sedangkan
kandungan kalori es krim juga tinggi hal ini karena adanya penambahan
gula.
Menurut Marshall et al (2003)
es krim merupakan sumber energi makanan yang sangat baik. Kandungan
lemak yang ada pada es krim adalah tiga sampai empat kali susu dan
sepenuhnya 50% dari total padatan es krim adalah gula, termasuk laktosa,
sukrosa, dan padatan-padatan sirup jagung.
Tabel 2.2 Syarat Mutu Es Krim Berdasarkan SNI
No.
|
Kriteria Uji
|
Persyaratan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Keadaan:
– Penampakan
– Bau
– Rasa
Lemak (% b/b)
Gula (% b/b)
Protein (% b/b)
Jumlah Padatan Non Lemak (% b/b)
Bahan Tambahan Makanan:
– Pewarna tambahan
– Pemanis buatan
– Pemantap dan pengemulsi
Cemaran Logam:
– Timbal (Pb) (mg/kg)
– Tembaga (Cu) (mg/kg)
Cemaran Arsen (As) (mg/kg)
Cemaran Mikroba:
- Angka Lempeng Total (koloni/gr)
- MPN Coliform (APM/gr)
- Salmonella (koloni/25gr)
- Listeria spp (koloni/25gr)
|
Normal
Normal
Normal
Minimal 5,0
Minimal 8,0
Minimal 2,7
Minimal 34
Sesuai SNI 01-0222-1995
Negatif
Sesuai SNI 01-0222-1995
Maksimal 1,0
Maksimal 20,0
Maksimal 0,5
Maksimal 30.000
<3
Negatif
Negatif
|
Sumber: Standar Nasional Indonesia 01-0317-1995 (1995)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara Pembuatan Es Krim Kulit Pisang
Dalam
karya tulis ilmiah kali ini, penulis ingin mewujudkan kulit pisang
dalam bentuk olahan makanan yang berupa jajanan sehat es krim kulit
pisang. Penulis merasa lebih tepat jika diolah menjadi es krim karena
telah menjadi makanan yang umum sekali disantap waktu lenggang dan
santai, terlebih lagi pengolahannya sangat mudah dan sederhana.
Berikut resep pembuatan selai dari kulit pisang:
Bahan yang digunakan:
-
kulit pisang
-
daging buah pisang
-
gula pasir
-
air bersih
-
susu skim
-
lesitin kedelai
-
cmc
-
whipping cream
Pengolahan :
-
Kulit pisang disortasi dan dicuci kemudian dipotong kecil-kecil
-
Dihancurkan potongan kulit pisang bersama daging buah pisang dan air dengan perbandingan 2:1:2 menggunakan blender selama 10 menit.
-
Ditambahkan susu skim 11% (b/b), whipping cream 12% (b/b), gula 15%(b/b), lesitin kedelai 0,25%(b/b), penstabil cmc 0,25%(b/b).
-
Dilakukan homogenisasi dengan mixer selama 2-3 menit.
-
Dilakukan aging pada suhu 4oC selama 6 jam.
-
Di ice cream maker suhu -5oC selama 30 menit.
-
Dikemas dalam cup dan diberi label.
-
Disimpan dalam freezer dan kemudian siap didistribusikan dengan cool box
3.2 Kandungan Gizi Es Krim Kulit Pisang
Buah
pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya.
Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme
karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya
glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan
gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya
saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang
ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga
lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit
pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar
18,50 %. Kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein,
dan juga lemak yang cukup (Sulffahri.2008). Hasil analisis kimia
menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu
68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50%. Karbohidrat adalah suatu zat gizi
yang berfungsi sebagai asupan energi utama, dimana tiap gramnya
menghasilkan 4 kalolori (17 kilojoule) energi pangan per gram.
Dilihat
dari kandungan mineralnya kulit pisang mengandung kalsium yang cukup
tinggi yaitu sebesar 715 mg/100 g. Kalsium merupakan zat yang
dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Jumlah kebutuhan kalsium dapat
dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan usia. (Wida, 2007). Pada usia
anak-anak hingga remaja merupakan usia penting untuk menabung kalsium
dalam tulang. Pada usia remaja 75-85 persen massa tulang yang akan
dimiliki pada saat dewasa telah terbentuk. Proses pembentukan dan
penimbunan massa tulang mencapai kepadatan maksimal pada usia 35 tahun.
Semakin bertambah usia semakin sedikit jaringan tulang yang dibuat dan
semakin banyak jaringan tulang yang dirombak sesudah usia 35 tahun,
setiap tahunnya akan terjadi kehilangan massa tulang sebesar 0,5% dan
setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan
menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur
70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium.
Berdasarkan Recommended Daily Allowance (RDA) USA, kebutuhan kalsium
rata-rata per hari yaitu: anak-anak 800 mg, remaja 1200 mg, dewasa 1000
mg, ibu hamil dan menyusui 1200 mg, usia lanjut dan menopause 1200 mg.
Vinson
et al. (2001) menganalisis kuantitas dan kualitas antioksidan fenolik
dari beberapa jenis buah, diantaranya buah pisang. Kadar total fenol
pada pisang berdasarkan ekuivalen katekin sekitar 42,30 mikromol/g berat
kering atau sekitar 11,2 mikromol/ g berat basah. Kadar total fenol
pada kkulit pisang adalah sekitar 387,34 mg/g berat basah atau 3,61 mg/g
berat kering. Senyawa fenol teruji positif dalam kulit buah pisang
adalah polifenol dan flavonoid. Flavonoid dan polifenol telah
digolongkan sebagai antioksidan tingkat tinggi beradasarkan kemampuannya
untuk menangkap radikal bebas dan jenis oksigen aktif seperti oksigen
dalam bentuk singlet, radikal bebas superoksida dan radikal hidroksil.
Hal ini tentu saja menunjukkan potensi tingganya kadar antioksidan dalam
buah maupun kulit pisang yang dapat dimanfaat oleh tubuh.
Kulit
pisang memiliki potensi besar sebagai sumber gizi yang baru, yang jauh
lebih ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan. Karena akan mengurangi
limbah rumah tangga, produksi makanan, dsb. Dengan kandungan gizi yang
dipaparkan pada subbab sebelum, tentunya sudah saatnya kita mulai
melirik manfaat kulit pisang ini, terutama bagi kesehatan. Ditamabah
lagi kulit pisang dapat diolah dengan berbagai menu makanan yang tidak
kalah lezat rasanya dibandingkan hasil olahan pisang dan buah lainnya.
Selain mendapat pasokan gizi yang baik bagi tubuh kita, lidah kita juga
dimanjakan dengan rasa dari hasil olahan kulit pisang tersebut. Juga
menurut dari data pada bab sebelumnya, dimana hasil holtikultura
terbesar di Indonesia adalah pisang, tentunya sangat murah bagi kita
untuk mendapat kulit pisang ini, bukan buahnya. Jadi, potensi sebagai
sumber gizi yang hemat, efisien, dan efektif dari kulit pisang untuk
manusia sangat besar.
3.3 Keamanan dan Kehalalan Es Krim Kulit Pisang
Dari
segi proses pembuatannya, tak ada yang kritis terhadap kehalalan es
krim, yang perlu dicurigai komposisi bahan yang digunakan dalam
pembuatannya. Produk Es krim kulit pisang menggunakan bahan baku yang
memiliki sertifikat halal.
Produk
es krim kulit pisang menggunakan bahan tambahan whipped cream. Lemak
pada whipped cream ini biasanya berasal dari partially hidrogenated
coconut oil dan palm oil Oleh karena itu dari segi lemak tidak ada hal
yang rawan dari segi kehalalannya karena terbuat dari lemak nabati.
Padatan susu bukan lemak yang berstatus syubhat adalah whey karena whey diperoleh
dari hasil samping penggumpalan susu pada tahap pembuatan keju atau
kasein dimana proses penggumpalan tersebut biasanya menggunakan enzim
yang dapat berasal dari hewan (sapi, babi) atau mikroorganisme disamping
penggumpalan juga dapat dilakukan dengan menggunakan asam. Sedangkan
padatan susu bukan lemak yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit
pisang adalah susu skim “tortura” yang telah memiliki sertifikat halal
MUI. Es krim kulit pisang tidak menggunakan whey protein yang memiliki
kerawanan halal, melainkan menggunakan susu skim yang telah
tersertifikasi halal sehingga dijamin kemanan dan kehalalannya.
Pemanis
yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang adalah gula
“gulaku” yang telah terjamin kehalalannya karena telah tersertifikasi
halal MUI, proses produksi gula “gulaku” juga sama sekali tidak
menggunakan penggunaan bahan rawan halal. Es krim kulit pisang tidak
menggunakan bahan rawan halal seperti sirup pemanis seperti sirup jagung
yang memiliki rawan bahaya halal. Pembuatan sirup jagung diatas dapat
dilakukan dengan dua metode utama yaitu hidrolisis (pemecahan
molekul-molekul dengan bantuan air) asam dan hidrolisis enzimatik
(menggunakan enzim). Hasil proses hidrolisis enzimatik berwarna jernih
dan tidak menghasilkan senyawa pahit. Itu sebabnya banyak sirup ini
diperoleh dengan menggunakan enzim dimana salah satu enzim yang
diperlukan dengan yaitu enzim a-amilase, sayangnya enzim ini disamping
dapat diperoleh dari mikroorganisme juga dapat diperoleh dari hewan.
Status sirup gula jagung jadinya syubhat. Es krim kulit pisang
menggunakan gula pasir “gulaku” dan tidak menggunakan sirup gula
sehingga kehalalan dalam pemanis dapat dipertanggungjawabkan.
Es
krim kulit pisang tidak menggunakan pewarna ataupun perisa buatan yang
biasanya menggunakan gliserol dan etanol sebagai pelarut proses
pembuatannya. Es krim kulit pisang hanya memanfaatkan flavor yang secara
alami terdapat pada buah pisang itu sendiri tanpa melakukan penambahan
perisa buatan untuk menjaga status kehalalan produk.
Emulsifier
yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang adalah lesitin yang
terbuat dari kedelai. Lesitin kedelai merupakan bahan nabati sehingga
dari segi kehalalan pangan tidak mempunya titik rawan.
Stabilizer
yang digunakan adalah CMC. Diantara penstabil yang dapat digunakan pada
pembuatan es krim, ada dua yang berstatus syubhat yaitu gelatin dan gum
xanthan, sedangkan lainnya tidak masalah karena berasal dari tanaman
(berbagai jenis gum), rumput laut (karagenan, alginat, agar-agar) dan
turunan selulosa (CMC dan mikrokristalin; selulosa sendiri berasal dari
tanaman). Gelatin dapat diperoleh dari babi, sapi atau ikan, sedangkan
xanthan gum adalah hasil fermentasi sehingga kehalalannya tergantung
kepada media yang digunakan pada waktu pembuatan xanthan gum. Oleh
karena es krim kulit pisang menggunakan stabilizer CMC dan tidak
menggunakan xanthan gum ataupun gelatin maka dapat dipastikan
kehalalannya.
Berdasarkan
keseluruhan bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang,
tidak ada satupun bahan yang haram ataupun memiliki sifat rawan halal
yang bernilai syubhat. Oleh karena itu es krim kulit pisang dapat
dikatakan sebagai produk yang halal dan aman dikonsumsi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Es
krim kulit pisang benar-benar dapat dijadikan alternatif gizi yang juga
tepat bagi manusia. Kulit pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi
dan tidak kalah dengan kandungan gizi yang dimiliki buah pisang.
4.2 Saran
Berkaitan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dalam kesempatan ini
akan diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi perhatian
khusus bagi para pembaca sebagai berikut:
-
Terciptanya produk makanan yang berasal dari limbah kulit pisang menjadi keripik dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam berwirausaha.
-
Dilakukan sosialisasi menyeluruh dalam masyarakat tentang pengolahan limbah kulit pisang, sehingga sesuatu yang masih sangat bermanfaat tidak terbuang percuma, malah menjadi limbah yang mengganggu.
-
Pengolahan seperti ini diharapkan tidak hanya pada limbah kulit pisang, namun juga kepada hal-hal lain yang dianggap kurang berguna oleh masyarakat, namun sebenarnya sangat bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar